Arleen's Blog

Friday, July 07, 2006

Delapan Semester Petak Umpet dengan Cinta – Behind the Scene

(Wawancara antara penerbit dan penulis sebelum novel ini diterbitkan)

Obor : Gimana awalnya bisa kepikir cerita yang kayak gini?
Arleen : Sebagian dari cerita itu teralami (tapi nggak sama persis) dan sebagian lagi .. yah awalnya dulu aku suka cerita yang berseri seperti seri Malory Towers dll yang menceritakan kisah anak sekolah semester demi semesternya. Lalu aku pikir buat saja cerita cinta tapi semester per semester juga gitu.

Obor: Tadi bilang sebagian cerita itu teralami. Bagian yang mana?
Arleen : Aduh tepatnya yang mana masih rahasia. Mungkin nanti kalo aku dah umur 60 lebih kali baru berani buka-bukaan. Yang jelas banyak dari karakter yang ada di sana berdasarkan orang yang benar-benar ada.

Obor : Karakter mana aja nih? Jangan bikin penasaran dong.
Arleen : Ok deh.. yang berdasarkan orang sungguhan itu karakter Wang (tapi tidak berakhiran tragis. Orangnya masih hidup sampai sekarang tapi dah lost contact), Soon (benar-benar menghilang dan lost contact), Harry, Ai Siu (masih ada dan masih contact), Charles (tapi yang asli duda tanpa anak. Orangnya masih ada dan masih kontak), Hasan (masih contact), Monica (gabungan antara dua orang. Satu masih contact satu dah nggak contact) dan Andre (masih contact). Tapi nama mereka semua diganti.

Obor : Apakah karakter-karakter itu tau bahwa mereka dimasukkan ke dalam novel kamu?
Arleen : Nggak tau. Aku nggak bilang mereka aku nulis novel. Aku kan nggak ber-background penulis jadi temenku nggak banyak yang tau aku nulis. Sebagian memang tau aku nulis, tapi mungkin mereka nggak baca atau yang baca semoga bukan yang karakternya ada di dalam atau kalo pas ada, semoga mereka nggak sadar itu mereka hehe :)

Obor : Berani nggak kasih tau mereka?
Arleen : nggak

Obor : kenapa nggak berani?
Arleen : no comment

Obor: Apakah mereka akan menuntut kalo tau?
Arleen : saya rasa sih nggak, tapi .. no comment deh

Obor : Apa kamu beneran sekolah di luar negeri karena patah hati di sini?
Arleen : no comment

Obor : Gimana rasanya pacaran sama orang asing?
Arleen : Gimana ya… kan kata orang cinta itu buta. Jadi waktu kita pacaran sama orang yang asing (maksudnya berasal dari negara lain) sekalipun, kita nggak merasa dia itu orang asing. Malah lebih asing orang kita sendiri tapi yang bukan pacar kita hehe :)

Obor : Pernah “dipaksa naik ranjang” nggak oleh pacar-pacarnya?
Arleen : no comment.

Obor : Terus puisi-puisi itu kamu juga yang nulis?
Arleen : ya iya. Tapi puisi-puisi itu dah lama aku nulisnya. Puisi itu ditulis di semesternya masing-masing (jadi ya waktu kuliah itu dulu). Dan saat itu aku belum kepikiran bahwa suatu hari nanti, sekian tahun kemudian, aku bakal nulis novel dan bakal pake puisi-puisi itu lagi.

Obor : Jadi kamu bener kuliah di Foothill College dan di Santa Clara Univ.?
Arleen : ya. Itu benar. Kalo nggak percaya boleh cek ijazah hehe :) Oh ya, karakter host motherku Mrs. Corina juga ada orangnya. Nama aslinya Mrs. Dorothy Puder (ini nggak apa deh dibuka, soalnya orangnya jauh dan nggak mungkin baca novel aku. Dan dia nggak bisa bahasa Indonesia hehe :)

Obor : Sebelumnya sudah pernah menulis?
Arleen : Menulis buku cerita anak sudah seing. Kalo novel, yang sudah terbit ada dua lagi : Don’t Think Just Love dan Pacar Nomor Dua.

Obor : Kamu yakin cerita kamu ini dipublish tidak akan menimbulkan konflik di hidup kamu?
Arleen : Saya berani tanggung resikonya.

Untuk melihat cover Delapan Semester Petak Umpet dengan Cinta, ini linknya:
http://pg.photos.yahoo.com/ph/arleen315/album?.dir=c052&

Hadiri Stand OBOR di Pesta Buku Jakarta.
Kupon diskon OBOR dapat di print di sini:
http://pg.photos.yahoo.com/ph/arleen315/detail?.dir=31e4scd&.dnm=4eb2scd.jpg&.src=ph

Delapan Semester Petak Umpet dengan Cinta
Author : Arleen Amidjaja
Penerbit : Pustaka Populer Obor (April 2006)
Harga : Rp 38,000,-
Halaman : 288 hal.

Aku suka heran sama yang namanya cinta. Datang nggak dijemput, pulang nggak diantar. Eh, bukan deh, itu sih jelangkung! Tapi kenyataannya cinta memang sering datang tiba-tiba tapi bisa hilang juga dengan tiba-tiba. Kenapa sih nggak ada kelas Love 101 yang bisa kuambil di kampus? Kalo semisal ada, mungkin aku nggak akan sebingung ini.

Delapan Semester bukan waktu yang kelewat lama. Tapi juga nggak singkat-singkat amat buat main petak umpet. Cukup melelahkan, malah! Apalagi kalo main petak umpetnya dengan cinta. Di dalam roller coaster cinta yang kunaiki, kutemukan cinta-cinta yang bersembunyi di balik dinding-dinding, kurawat cinta-cinta yang datang tanpa disangka, tapi harus kurelakan juga cinta-cinta yang pergi secepat mereka datang. Aku pernah dengar ada yang bilang : God sent a few wrong people first so that you know when the right person comes along. Tapi tetap aja perlu waktu delapan semester buat aku untuk tau mana cinta yang sebenarnya memang punyaku. Yah, tapi kan ada juga yang bilang : better late than never, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kalo itu aku setuju banget. Karena apa sih arti hidup ini tanpa cinta?

A must read for those out there who seek the experience of true love and for those who seek the true meaning of being in love.

2 Comments:

Post a Comment

<< Home